Tugas 1
Tugas
Softskill Bahasa Indonesia
Nama : Satria
Dewantara
Kelas : 3EA17
NPM : 16212869
1. Jelaskan definisi penalaran dan sebutkan jenisnya,
Jelaskan!
Penalaran adalah proses berpikir
yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep
dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi
– proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
a.
Paragraf Induktif adalah paragraf
yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian
dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan
umum. Paragraf Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis.
Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf sebab akibat bisa juga
akibat sebab.
Contoh
paragraf Induktif :
Pada saat ini remaja lebih menukai tari-tarian dari
barat seperti breakdance, Shuffle, salsa (dan Kripton), modern
dance dan lain sebagainya. Begitupula dengan jenis musik umumnya mereka
menyukai rock, blues, jazz, maupun reff tarian dan kesenian tradisional
mulai ditinggalkan dan beralih mengikuti tren barat. Penerimaan terhadap bahaya
luar yang masuk tidak disertai dengan pelestarian budaya sendiri. Kesenian dan
budaya luar perlahan-lahan menggeser kesenian dan budaya tradisional.
Contoh generalisasi:
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
b.
Metode berpikir deduktif adalah
metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk
seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum)
dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan
imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif
sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
2.
Jelaskan Definisi Proposisi dan
berikan contohnya!
Proposisi adalah
istilah yang digunakan untuk kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh dan utuh. Hal ini berarti
suatu kalimat harus dapat dipercaya,
disangsikan, disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya. Singkatnya, proposisi
adalah pernyataan mengenai hal-hal yang dapat dinilai benar atau
salah.
Dalam ilmu
logika, proposisi mempunyai tiga unsur yakni :
a.
Subyek, perkara
yang disebutkan adalah terdiri dari orang, benda, tempat,
atau perkara.
b.
Predikat adalah
perkara yang dinyatakan dalam subjek.
Contohnya kalimat Semua
manusia adalah fana. Kata semua dalam kalimat tersebut dinamakan dengan
pembilang. Kemudian kata manusia berkedudukan sebagai subyek, sedang adalah
merupakan kopula. Adapun predikat di sini diwakili oleh kata fana.
3. Jelaskan
definisi silogisme, jenis silogisme, beri contoh!
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif.
Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi
(kesimpulan).
Berdasarkan
bentuknya, silogisme terdiri dari ;
A.
Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua
proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut
dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang
termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi
subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term
penengah (middle term). Contoh:
Semua
tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
Akasia adalah tumbuhan (premis minor).
·
Akasia membutuhkan
air (Konklusi)
B.
Silogisme Hipotetik
Silogisme
hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik,
sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik. Ada 4 (empat) macam tipe
silogisme hipotetik :
o Silogisme
hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh:
Jika
hujan saya naik becak.(mayor)
Sekarang
hujan.(minor)
·
Saya naik becak
(konklusi).
o Silogisme
hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya.
Contoh:
Jika
hujan, bumi akan
basah (mayor).
Sekarang bumi telah basah (minor).
·
Hujan telah turun
(konklusi)
o Silogisme
hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent.
Contoh:
Jika
politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.
Politik
pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa.
·
Kegelisahan tidak akan
timbul.
o Silogisme
hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.
Contoh:
Bila
mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah.
Pihak
penguasa tidak gelisah.
·
Mahasiswa tidak turun
ke jalanan.
Hukum-hukum
Silogisme Hipotetik Mengambil konklusi dari silogisme hipotetik jauh lebih mudah
dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting menentukan kebenaran
konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar. Bila
antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen dengan B, maka hukum
silogisme hipotetik adalah:
·
Bila A terlaksana maka B juga
terlaksana.
·
Bila A tidak terlaksana maka B
tidak terlaksana. (tidak sah = salah)
·
Bila B terlaksana, maka A
terlaksana. (tidak sah = salah)
·
Bila B tidak terlaksana maka A
tidak terlaksana.
C.
Silogisme Alternatif
Silogisme
alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi
alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah
satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh:
∴ Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor
D.
Silogisme Entimen
Silogisme
ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun
lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan. Contoh entimen:
·
Dia menerima hadiah pertama karena
dia telah menang dalam sayembara itu.
·
Anda telah memenangkan sayembara
ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.
E. Silogisme
Disjungtif
Silogisme
disjungtif adalah silogisme yang premis mayornya merupakan keputusan disyungtif
sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari
salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor. Seperti pada silogisme
hipotetik istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang
semestinya. Silogisme ini ada dua macam yaitu:
1.
Silogisme disyungtif
dalam arti sempit
Silogisme
disjungtif dalam arti sempit berarti mayornya mempunyai alternatif
kontradiktif.
Contoh:
Heri
jujur atau berbohong.(premis1)
Ternyata
Heri berbohong.(premis2)
∴ Ia tidak jujur
(konklusi).
2.
Silogisme disjungtif
dalam arti luas
Silogisme
disyungtif dalam arti luas berarti premis mayornya mempunyai alternatif bukan
kontradiktif.
Contoh:
Ternyata
tidak di rumah.(premis2)
∴ Hasan di pasar
(konklusi).
3.
Silogisme disjungtif
dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila prosedur penyimpulannya
valid.
Contoh:
Hasan
berbaju putih atau tidak putih.
Ternyata
Hasan berbaju putih.
∴ Hasan bukan
tidak berbaju putih.
4.
Silogisme disjungtif
dalam arti luas, kebenaran konklusinya adalah
·
Bila premis minor
mengakui salah satu alternatif, maka konklusinya sah (benar).
Contoh:
Budi
menjadi guru atau pelaut.
Budi
adalah guru.
∴ Maka Budi bukan
pelaut.
·
Bila premis minor
mengingkari salah satu alternatif, maka konklusinya tidak sah (salah).
Contoh:
Ternyata
tidak lari ke Yogyakarta
∴ Dia lari ke
Solo?